Description
Trilogi Galung Ngasong (Bali – Jakarta – Tokyo), adalah novel semi autobiografi yang mengisahkan perjuangan anak petani di tengah himpitan kesulitan dan penderitaan dalam menjalani takdir kehidupan. Galung adalah metafora yang meneropong kondisi jaman peristiwa sosial-politik Indonesia era 1960-1980-an.
Pada buku pertama, mengisahkan sukacita masa kecil anak desa pada umumnya, seperti bermain di sawah, bermain di sungai, berkesenian bersama dengan sanak saudara dan teman-teman sepermainan. Lalu bagaimana peristiwa kelam 1965 merenggut orang-orang kecil yang awam soal ideologi dan politik. Kerusuhan sosial, pembunuhan karena hasutan dan sentimen pribadi, menjadi ruang yang penuh batasan kabur bagi pandangan orang-orang kecil pedesaan di Bali, khususnya soal apa pangkal persoalan yang sebenarnya terjadi.
Terlepas dari carut marutnya potret sosial politik medio 1960-an, meskipun dengan kondisi ekonomi yang terbatas, dan perjalanan yang berkelok dan penuh tikungan tajam, dia mampu melanjutkan pendidikan hingga tamat SMA. Bersekolah sambil berdagang asongan, kenek oplet hingga pelayan bengkel dijalani sebagai laku pengalaman hidup. Tidak lupa dibumbui juga oleh romantika anak remaja yang sedang kasmaran.
Di tengah berbagai takdir gelap yang menyelimuti perjalanannya, secercah harapan dan keberuntungan menjadi pelita yang menerangi misteri kehidupan. Hikmah bisa dipetik dari berbagai peristiwa seburuk apa pun.
